Selasa, 11 Februari 2014

Melalui Bimbingan Terpusat Dan Bergulir Di Gugus PAUD Sebagai Cara Efektif Dalam Peningkatan Kompetensi PTK PAUDNI

HAMBALI, S. Pd.
Penilik Kota Singkawang Kalbar
 
Melalui Bimbingan Yang Trpusat Dan Bergulir Di Gugus Paud Sebagi Cara Efektif Dalam Peningkatan Kompetensi Ptk Paudni

ABSTRAK

            Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam pembangunan pendidikan Nasional adalah mutu. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetitif. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini. Untuk menyelenggarakan PAUD yang bermutu tentunya harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP)  Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Namun dalam praktiknya masih terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan  yang ada. Kompetensi PTK PAUD belum memenuhi standar PAUD. Salah satu strategi peningkatan mutu PTK PAUD yang telah diberlakukan pemerintah adalah melalui pengembangan Gugus PAUD.
Penilik sebagai pengendali mutu dan evaluasi dampak program PAUDNI harus melakukan bimbingan dan pembinaan agar kompetensi PTK PAUD meningkat sehingga dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini secara maksimal yang  pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Gugus PAUD sebagai wadah untuk meningkatkan profesionalisme PTK PAUD harus diberdayakan. Melalui bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD sebgai cara efektif dalam peningkatan kompetensi PTK PAUDNI.
ii

DAFTAR  ISI
                                                                            halaman
KATA PENGANTAR  ...............................................................................    i
ABSTRAK    ...............................................................................................   ii
DAFTAR  ISI   ...........................................................................................   iii
BAB       1.    PENDAHULUAN   ..............................................................    1
A.    Latar Belakang   ......................................................................   1
B.     Rumusan Masalah  .................................................................   5
C.     Tujuan Penulisan  ..................................................................    6
BAB      II.   KAJIAN PUSTAKA   ...........................................................    8
A.    Penjelasan Istilah   .................................................................   8
B.     Gugus PAUD  .......................................................................  13
C.     Kajian Teori  .......................................................................... 16
BAB     III.  PROSEDUR / LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN
                     KONSEP / GAGASAN  .......................................................  21
A.    Persiapan   .............................................................................  21
1.      Melakukan Koordinasi dengan Gugus PAUD  ...............  22
2.      Menentukan Waktu Pelaksanaan  ...................................  22
3.      Menentukan Tempat Kegiatan  .......................................  23
B.     Pelaksanaa   ............................................................................ 23
1.     Identifikasi Masalah  .....................................................  24
2.     Prioritas Masalah  ........................................................... 25
iii
3.      Pelaksanaan Bimbingan  ..................................................  26
4.      Monitoring .......................................................................  29
5.      Evaluasi Kegiatan  ............................................................ 30
C.     Evaluasi ................................................................................. 31
BAB     IV.  PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................... 33
B.     Saran – Saran  ....................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA  ..............................................................................  35
LAMPIRAN - LAMPIRAN
              

















iv
BAB  I
P E N  D A H U L U A N

A.   Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan umat manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kehidupan  yang paling mendasar bagi setiap orang, dengan pendidikan setiap oarang dapat menjadi manusia-manusia yang berkualitas yang akan mampu menghadapi tantangan kehidupan yang dari waktu ke waktu semakin komplek. Perkembangan zaman dan dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan pembangunan dibidang pendidikan dinegara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, belakangan ini sudah sangat maju, tetapi  kurang diikuti dengan perkembangan sumber daya manusia yang sebagi penggerak atau motor dalam pembangunan manusia indonesia seutuhnya, ini terlihat dari tuntutan tugas bagi semua pihak yang turut terlibat didalamnya. Hal tersebut menyebabkan banyaknya  aktivitas aktivitas yang harus dilakukan  untuk memecahkan berbagai persolan yang dihadapi. Faktor manusia merupakan  salah satunya yang perlu mendapat perhatian, dimana peranan manusia sangatlah penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan.
     Sektor manusia saat ini telah berada pada era globanisasi yang sesungguhnya, dimana informasi dan komunikasi yang berkembang pesat  seirama dengan kemajuan teknologi yang mengakibatkan persaingan ketat.
1
Proses belajar mengajar bukan hanya mengarah pada hasil hapalan belaka, melainkan bagaimana melatih peserta didik untuk berpikir, bertindak dan menghayati untuk menjadi manusia indonesia yang cerdas dan kompetitif. Guna mewujudkan hal tersebut maka pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan dukungan tenaga pendidik dan pendidikan yang memadai, berkualitas dan profesional serta mampu bersaing baik diforum regional, nasional maupun internasional. Sehingga pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan PAUD NI harus segera ditingkatkan, termasuk tenaga kependidikan Penilik.
   Penilik merupakan Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program. Hal ini sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor 14 tahun 2010. Dengan kata lain penilik adalah tenaga kependidikan dengan tugas utama melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan kesetaraan, keaksaraan, serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) diwilayah kerjanya. Percepatan dan perluasan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu kebijakan strategis yang digulirkan Kementerian Pendidikan Nasional. Sejalan dengan kebijakan tersebut, penambahan dan peningkatan kompetensi dan kapasitas pendidikan PAUD menjadi tuntutan yang tidak dapat diabaikan. Berbagai program dikembangkan dalam rangka

                                              2
menunjang kebijakan tersebut, misalnya pelatihan, magang, pendampingan dan sebagainya. Keterbatasan pemerintah dalam memberikan pelatihan dan pendampingan yang berjenjang,  berkelanjutankan  menjadi salah satu kendala pemerataan dan peningkatan kompetensi pendidik PAUD. Karenanya harus diseimbangkan dengan dukungan aktif masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Selain itu juga perlu diketahui bahwa dalam upaya mengendalikan     mutu pendidikan nonformal dan  kompetensi PTK PAUD NI tidak terlepas dari usaha penilik. Dua hal tugas penilik yaitu pengendali mutu pendidikan nonformal dan evaluasi dampak program, merupakan sesuatu tanggungjawab yang sangat berat   tetapi karena sudah merupakan tugas pokok penilik tetap saja harus dilakukan penilik demi untuk mensukseskan  pendidikan nonformal. Perlu diketahui bahwa keberadaan penilik pada saat sekarang ini mengalami penyusutan atau berkurang karena  sudah pensiun  dan ada yang mengajukan pindah  kejabatan struktural, selain itu juga ada yang alih fungsi menjadi pengawas sekolah atau kembali menjadi guru, karena adanya tunjangan sertifikasi. Sehingga jumlah penilik semakin menyusut, yaitu untuk dikota Singkawang dari 5 kecamatan, jumlah peniliknya hanya ada 2 orang. Sementara tugasnya menangani tiga program yaitu; Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD), Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan serta  Kursus.Dalam melaksanakan tugas kepenilikannya pada saat sekarang ini penilik tentu mengalami hambatan atau permasalahan, karena setiap tahun lembaga PAUD NI mengalami penambahan lembaga. Warga masyarakat dengan  penuh

3
semangat  berkeinginan  untuk mendirikan lembaga PAUD ( SPS, TPA dan Play Group) walaupun masih banyak lembaga yang telah berdiri belum memperoleh  bantuan dari pemerintah, yaitu dana  rintisan PAUD maupun BOP tetapi tetap saja masyarakat mendirikan lembaga tersebut, sehingga menjadi beban bagi penilik untuk melakukan monitoring maupun  memberikan pembinaan terhadap pendidik tenaga kependidikan PAUDNI. Setiap hari penilik melakukan monitoring dan memberikan bimbingan kepada pengelola dan tutor PAUD, walaupun tidak memperoleh dana transport dari pemerintah daerah maupun pusat, tetapi itu merupakan kewajiban bagi penilik untuk tetap setia melaksanakan tugasnya demi mensukseskan Pendidikan Anak Usia Dini  Nonformal dan Informal (PAUDNI).
Beranjak dari penjelasan di atas, bahwa setiap lembaga PAUD yang berada di masing-masing wilayah binaan penilik merupakan keharusan bagi penilik untuk memberikan bimbingan atau pembinaannya secara langsung. Hal ini sesuai dengan Permen PAN RB No. 14 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya.
                     Sasaran lembaga yang menjadi tugas pokok penilik yang  selalu diberikan pembinaan adalah: Pendidikan Anak Usia Dini ( SPS, TPA, Kelompok Bermain), kesetaraan (Paket A,B dan C), Keaksaraan ( KF), dan Kursus. Dengan banyaknya lembaga seperti yang sudah disebutkan di atas, tentu kalau dilakukan dengan cara setiap lembaga diberikan pembinaan atau bimbingan akan tidak efektif dan efisien, selain itu sangat memberatkan penilik

4
karena tidak sesuai dengan jumlah tenaga lapangan yang tersedia. Jadi agar pelaksanaan  pembinaan yang diberikan oleh  penilik dapat disampaikan dengan beberapa lembaga tergabung menjadi satu tempat, supaya terjalin suasana kebersamaan dan timbulnya interaksi dan diskusi dengan pengelola atau tenaga pendidik dari beberapa lembaga yang ada kiranya hal yang lebih tepat perlu diberikan bimbingan atau pembinaan yang terpusat tetapi tempatnya dengan cara bergulir. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, menurut hemat penulis judul Karya Tulis Ilmiah yang sangat tepat adalah: “Melalui Bimbingan Terpusat dan Bergulir di Gugus sebagai cara efektif dalam  Peningkatan Kompetensi PTK PAUDNI
      Supaya peningkatan mutu pendidik seperti yang dipersyaratkan dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Dosen dan Pendidik, menjadikan gugus sebagai pintu masuk pertama (starting gate) yang strategis. Hal ini didasari oleh dua pemikiran, pertama ; Gugus merupakan wadah berkumpulnya para pendidik pada level bawah dan paling memungkinkan bagi para pendidik untuk berinteraksi dan berdiskusi secara cepat dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapinya dilembaganya. Kedua : Gugus dapat ditingkatkan peran fungsinya sebagai wahana pembinaan profesi bagi pendidik dan pengelola / kepala lembaga PAUD  oleh  unsur dan instansi terkait terutama penilik
.
B.  Rumusan Masalah
5


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah :
1.    Bagaimanakah pelaksanaan pemberian bimbingan yang terpusat dan     bergulir di gugus?
2.    Siapa sajakah yang memberikan bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD ?
3.    Bagaimanakah tindak lanjut setelah tenaga pendidik diberikan bimbingan yang terpusat dan bergulir?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Untuk memperjelas tentang pemberian bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD ?
2.      Mengetahui kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD ?
3.      Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD  ?

D.    Manfaat Karya Tulis
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1.      Dapat dijadikan sebagai referensi atau panduan bagi penilik dalam memberikan bimbingan atau pembinaan kepada PTK  PAUDNI.

                                             6
2.      Menjadi masukan bagi penilik dalam peningkatan kompetensi PTK PAUDNI.
3.      Mendorong peningkatan kinerja bagi penilik dan PTK PAUDNI.
4.      Memberikan informasi yang seluas  luasnya kepada penilik dan  PTK PAUDNI

















7
BAB.  II
KAJIAN  PUSTAKA

A.      Penjelasan Istilah
 Sektor pendidikan saat ini telah berada pada era globalisasi yang sesungguhnya, dimana informasi dan komunikasi yang berkembang pesat seirama dengan kemajuan teknologi yang mengakibatkan persaingan ketat.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam dunia Pendidikan Nasional
menjadi perhatian kita semua. Adapun  permasalahan yang dimaksud disini adalah Mutu Pendidikan. Masalah mutu ini tentu dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pengendalian mutu. Hal ini yang lebih berperan sebagai ujung tombaknya adalah penilik. Pengaruh penilik dalam memajukan pendidikan nonformal sangat besar sekali, karena merekalah yang  selalu berhadapan dengan tenaga pendidik atau tutor pendidikan nonformal. Penilik sangat dekat dengan pengelola atau tenaga pendidik. Sudah tentu lebih mengetahui semua permasalahan yang ada dilapangan, sehingga dapat menentukan cara – cara yang tepat dalam mengendalikan mutu pendidikan nonformal.
   Salah satu cara efektif yang  dipergunakan dalam memberikan pembinaan  kepada pengelola maupun tenaga pendidik anak usia dini nonformal dan informal adalah dengan cara memberikan bimbingan yang terpusat dan bergulir dimasing -  masing gugus.
8
Adapun yang dapat dijelaskan istilah – istilah berikut ini adalah:
1.     Bimbingan
 Adapun yang dimaksud dengan bimbingan dalam hal ini adalah proses pemberian bantuan(process of helping) kepada induvidu agar mampu memahami dan menerima diri secara positif  dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehiduan yang bermakna(berbahagia, baik secara personal maupun sosial). Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan
  Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yag    dilakukan oleh oarang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang induvidu, baik anak – anak, remaja, atau orang dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan  kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan induvidu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma - norma yang berlaku. Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefenisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada induvidu atau sekumpulan induvidu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan  kusulitan hidupnya, agar induvidu dapat mencapa kesejahteraan dalam hidupnya.
                        Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada induvidu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif

9
dan konstruktif tehadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial). Menurut Jones (Insano, 2004: 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat induvidual atau seorang – seorang, meskipun kadang – kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan  yang bermakna bagi dirinya. Jadi pengertian bimbingan dari beberapa pendapat dapat  dirumuskan dengan singkat bahwa  bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli(disebut konselor)kepada induvidu atau sekelompok orang yang sedang mengalami sesuatu masalah yang dihadapinya dapat teratasi sehingga induvidu atau kelompok dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik unruk mencapai kesejahteraan hidup. Jadi dalam hal ini bimbingan atau pembinaan yang diberikan penilik bukan saja induvidu atau perseorangan, tetapi disampaikan  secara kelompok tenaga pendidik yang berasal dari  masing – masing lembaga PAUD.

2.    Terpusat dan Bergulir(Pulir).
Salah satu usaha  yang dapat dilakukan agar program bimbingan 

                                           10
atau pembinaan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini agar dapat terlaksana sesuai dengan harapan yang iginkan, melalui strategi bimbingan yang terpusat dan bergulir ini merupakan cara yang sangat cocok dengan keperadaan jumlah penilik yang ada pada saat sekarang ini, tidak sesuai dengan jumlah lembaga PAUD,  yang sekarang terseber dibeberapa wilayah kecamatan Kota Singkawang. Dengan melaksanakan pembinaan atau bimbingan yang terpusat dan bergulir ini kiranya dapat mengatasi permasalahan yang ada.pada pendidikan anak usia dini, yakni peningkatan  kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang saat sekarang  masih  kurang. Untuk mengatasi hal tersebut maka upaya yang dapat dilakukan penilik yakni dengan melasakan bimbingan yang terpusat dan bergulir. Adapaun makna terpusast dan bergulir tersebut adalah pemberian bimbingan atau pembinaan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan, yang dilaksanakan  di masing – masing gugus PAUD yang berada dibeberapa  diwilayah  kecamatan. Untuk penentuan jadwal  pelaksanaannya tentu terlebih dahulu berkoordinasi dengan ketua gugusnya masing – masing. Yang jelas   setiap bulan dapat dilaksanakn minimal 1 kali pertemuan. Sedangkan pusat pelaksanaannya di masing – masing gugus PAUD. Setelah selesai memberikan materi bimbingan digugus PAUD, melaui pertemuan Kelompok Kerja Guru(KKG) kemudian dapat dilanjutkan atau   bergulir ke lembaga – lembaga PAUD yang ada dimasing – masing wilayah kecamatan. Jadi pelaksanaannya   dengan cara  

                                             11
bergulir atau berpindah – pindah tempat, hal ini dilakukan dengan maksud untuk menghindari kejenuhan dari peserta(pengelola dan pendidik). Dengan cara yang begini pelaksanaan pembinaan atau bimbingan lebih efektif dan efisen. Yang penting penilik sebelum pelaksanaan pemberian bimbingan sudah membuat persiapan materi, agar  dalam pelaksanaannya nati tidak mengalami hambatan.

3.    Kompetensi
                    Ada beberapa pengertian tentang kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Kompetensi dapat diartikan semua karakter yang bisa meramalkan keberhasilan seseorang. Ada juga yang mengartikan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang berkesesuaian dengan bidang kerja, di dalamnya bisa termuat pengetahuan, keterampilan, sifat, sikap/attitude, dan sebagainya. Dalam UU nomor 14 tahun 2005, disebutkan pada pasal 1 ayat 10 tentang kompetensi seorang guru yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jika seorang guru ingin mencapai sebuah keberhasilan, maka ada beberapa kemampuan yang sepatutnya dimiliki oleh setiap guru

12
4.    PAUD yang sudah tentu berkesesuaian dengan bidang kerjanya. Jadi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru atau pendidik PAUD yaitu : 1). Kompetensi Personal atau Kepribadian 2). Kompetensi sosial3). Kompetensi Profesiona  4). Kompetensi Pedagogik

B.       Gugus PAUD

Pembinaan pendidik dalam kaitannya dengan peningkatan kemampuan pendidik dalam memberikan layanan PAUD yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan langkah yang ditempuh Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. Pembinaan dilakukan melalui berbagai strategi dan program kegiatan praktis. Satu diantara pola pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dilakukan melalui Gugus PAUD. 
Gugus PAUD merupakan wadah strategi yang dibangun dari, oleh dan untuk pendidik dan tenaga kependidikan, kepengurusan, program, bentuk kegiatan direncanakan, dikembangkan, dan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan profesi pendidik sesuai dengan kebutuhan anggota. Gugus PAUD memiliki fungsi strategi dalam hal: penyamaan persepsi antar pendidik anggota gugus, saling bertungkar informasi tentang pemecahan masalah dalam berbagai hal utamanya yang terkait dengan peningkatan kualitas layanan PAUD. Mengginggat gugus PAUD  menyentuh langsung keberadaan pendidik dan penggelola PAUD  maka keberadaan gugus dapat
13
dioptimalkan sebagai sarana pembinaan kinerja guru atau pendidik  yang lebih efektif dan efisien.
Keanggotaan Gugus PAUD dengan latar belakang kemampuan yang berbeda, bentuk layanan beragam, serta potensi kelembagaan yang berbeda membuat program Gugus PAUD menjadi unik, dan berbeda satu dengan yang lainnya . Oleh karena itu diperlukan layanan dan penangan yang lebih tepat sesuai dengan Pedoman Pembinaan Gugus Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, yang merupakan acuan atau panduan umum dan teknis yang harus dijabarkan secara operasional oleh Gugus PAUD masing – masing. Dengan adanya Pedoman ini dapat dijadikan rujukan bagi para pengurus Gugus PAUD dan Pembina Teknis dalam mengembangkan dan memfasilitasi Gugus PAUD sesuai dengan potensi dan kondisi wilayahnya. Terkait dengan penjelasan tersebut maka sesuai dengan tugas pokok penilik sebagai pengendali mutu  pendidikan nonformal dan evaluasi dampak pelaksanaan program, untuk itu diharapkan peran penilik dalam memberikan suatu bimbingan ataupun pembinaan di Gugus PAUD terutama  pendidik( guru )  dan pengelola .
Pembinaan terhadap Gugus PAUD diharapkan dapat meningkatkan  dan memperkuat mutu serta eksistensi pendidik PAUD yang akhirnya berdampak positif terhadap peningkatan layanan PAUD yang lebih baik. Tujuan dibentuknya Gugus PAUD. Secara umum adalah  untuk meningkatkan
                                           14
kinerja, pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengelola program PAUD secara profesional yang efektif dan efisien. Dan secara khusus, menjadi wahana pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam hal :
  1. Pengembangan dan inovasi pembelajaran PAUD.
  2. Peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka peningkatan mutu layanan anak usia dini sesuai dengan tahap perkembangannya.
  3. Optimalisasi sumber belajar, sarana/prasarana, dan potensi linhgkungan untuk peningkatan, pengembangan dan eksistensi anggota Gugus PAUD.
  4. Peningkatan komunikasi yang efisien dan efektif antar anggota komunitas Gugus PAUD, gugus dengan orang tua dan masyarakat.
  5. Faslitasi terhadap akses fasilitas sumber-sumber pembelajaran dari lingkungan dan pemerintah.
Selain tujuan seperti yang sudah dirumuskan di atas, maka fungsi dibentuknya   Gugus PAUD adalah sebagai berikut :
  1. Berfungsi sebagai Wadah pembinaan profesional dalam rangka meningkatkan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang terencana dan sistematis.
  2. Sarana untuk saling tukar informasi dan saling membelajarkan antar anggota dan anggota dengan lingkungan masyarakat.
15
  1. Sebagai bengkel kerja dalam penyediaan dan pengembangan kreasi dan
  2. inovasi dibidang pembelajaran PAUD
  3. Sarana pembinaan kelembagaan PAUD secara efektif dan efisien.
Bertitik tolak dari uraian di atas, perlu disadari bahwa Penilik sebagai pengendali mutu dan evaluasi dampak program PAUDNI sudah saatnya untuk melakukan bimbingan dan pembinaan agar kompetensi PTK PAUD meningkat sehingga dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini secara maksimal yang  pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Gugus PAUD sebagai wadah untuk meningkatkan profesionalisme PTK PAUD harus diberdayakan, dengan pemberian bimbingan yang terpusat dan berguli dilaksanakan dimasing – masing gugus dan pada akhirnya digulirkan disetiap lembaga PAUD. Dengan menerapkan strategi seperti ini  saya rasa permasalahan – permasalahan yang ada pada PTK PAUD  dapat teratasi.


Bottom of Form
C.    Kajian  Teori
  Bimbingan dan penyuluhan merupakan terjemahan dari istilah “guidance” yang berarti bimbingan dan “Counseling” yang berarti penyuluhan (Walgito, 1995 : 1)Sesuai dengan istilahnyam, maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau pertolongan, namun tidak setiap bantuan atau pertolongan dapat diartikan sebagaiu bimbingan.  Bentuk bimbingan yang dimaksud membutuhkan syarat-syarat tertentu.
                                              16
Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas di bawah ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian dari beberapa ahli sebagai berikut :Menurut Smith (1999:94) mengatakan bahwa “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu guna  membantu mereka memperolaeh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik”. Adapun maksud bimbingan di atas adalah suatu proses pemberian layanan dan bimbingan sehingga mereka mempu membuat pilihan dan rencana dalam arti mampu membuat dan menentukan kebijakan,arah dan tujuan hidup mereka dan merefeksikannya dalam bentuk tindakan atau perbuatan dalam kehidupan sehari-hari mampu menyesuaikan diri dengan linkungannya secara efektif. Sedangkan menurut Surya (1995:2) mengatakan bahwa bimbingan adalah “Proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis, dari konselor kepada klien sehingga tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, dan penerimaam diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal”. Jadi bantuan yang diberikan hendaknya dilakukan secara terus menerus sebab proses pendidikan pada manusia berlangsung seumur hidup.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan (arahan) yang diberiakn oleh konselor kepada kliennya baik secara individu maupun secara kelompok baik anak-anak, remaja dan orang dewasa  dan dilakukan secara sadar, terencana dan

17
  sistimatis sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri, memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan bisa  memilih keputusan dalam  menentukan arah dan tujuan hidupnya, memahami dan mengenal dirinya serta mampu beradaptasi dengan lingkungan hidupnya secara baik berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.Sedangkan pengertian penyuluhan berasal dari bahasa Inggris yaitu counseling yang berarti perkembangan, pemberian nasehat, penyuluhan penerangan atau informal (Abu Ahmadi, 1991 : 21).Menurut Jones (2001:20) Mengatakan bahwa penyuluhan adalah “membicarakan masalah orang lain dan biasanya orang yang diajak bicara memiliki pengalaman, pemgertian dan kemampuan yang tidak dimiliki orang yang ingin membicarakan permasalahannya dengan oranglain yang sedang dihadapinnya”. Sedangkan menurut James F. Adams dalam Jumhur (1986 : 29)  bahwa penyuluhan adalah penilaian timbal balik antara 2 individu dimana yang seorang membantu yang lain supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya itu dan pada waktu yang akan datang.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan adalah merupakan suatu aktifitas wawancara yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah dalam rangka untuk membicarakan dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan memberikan bantuan kepada mereka, sehingga pada akhirnya bermuara pada teratasi masalah yang dihadapi oleh klien  dan dapat beradaptasi
18

dengan baik dan efektif dengan lingkungan hidupnya.
Pemberian bimbingan dan penyuluhan untuk pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan nonformal, dalam hal ini sebenarnya dilakukan oleh penilik sebagai tugas pokoknya pengendali mutu dan evaluasi dampak pelaksanaan program PAUDNI. Dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada pendidik dan tenaga kependidikan,  tentu juga diperlukan adanya pemberian motivasi oleh penilik. Sesuai dengan pendapat Hasibuan(1998 : 159) bahwa motivasi adalah pemberian gaya penggerak yang dapat menciptakan kegeirahan seseorang bekerjasama agar mau bekerja efektif dan teritegrasi dengan segala daya dan upaya untuk menciptakan kepuasan. Selain itu juga menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jacson(1997 : 158)  pendekatan motivasi dimulai dengan asumsi bahwa kerja dapat dirancang untuk merangsasng dan meningkatkan kepuasan kerja. Dengan demikian rancangan dan pemberian motivasi yang tepat diharapkan pendidik dan tenaga kependidikan PAUDNI mampu meningkatkan kinerjanya. Sedangkan tujuan dari bimbingan dan penyuluhan disini menurut Anur Rahim(2001 : 35) adalah membantu induvidu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahgiaan hidup didunia dan di ahirat.
Berdasarkan uraian di atas,  bahwa bimbingan dan konseling merupakan, sebagai sebuah layanan profesional, bimbingan dan konseling
19

harus dibangun di atas landasan yang kokoh.Landasan bimbingan dan
konseling yang kokoh merupakan tumpuan untuk terciptanya layanan bimbingan dan konseling dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Jadi dari penjelasan tersebut bahwa bimbingan dan konseling saling berhubungan dan  keterkaitan. Bertitik tolak dari penjelasan di atas, dan sesuai dengan tema dan judul karya tulis yang sudah  Dengan adanya  bimbingan dan konseling serta  pemberian motivasi dari penilik, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUDNI sesuai dengan apa yang diharapkan.











20
BAB  III
PROSEDUR / LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN KONSEP / GAGASAN

A.           Persiapan
            Sesuai dengan apa kata pepatah mengatakan “naik mimbar tanpa persiapan , turun mimbar tanpa kehormatan”. Ungkapan ini sangatlah berarti bagi penilik , bahwa persiapan yang baik akan membantu tugasnya untuk tampil dalam kondisi yang prima, percaya diri dan dihormati oleh semua orang terutama pendidik dan tenaga kependidikan PAUD. Untuk mempermudah dan memperlancar tugas pokok penilik apabila akan turun kelapangan dalam melakukan pembimbingan ataupun pembinaan sehingga dapat menciptakan hasil yang diharapkan, maka penilik perlu melakuakan atau membuat suatu rencana atau perencanaan. Menurut Sudirman N, et al, (1987 : ) bahwa perencanaan yaitu, ”suatu rencana, rancangan atau kerangka pengajaran yang disampaikan kepada siswa dalam situasi interaksi belajar mengajar dikelas”.
           Berdasarkan pendapat diatas, ternyata persiapan itu sangatlah berarti bagi  penilik sebelum melaksanakan monitoring maupun memberikan bimbingan atau pembinaan kepada tenaga pendidik dan pengelola PAUD. Sedangkan bagi  pendidik atau pengelola PAUD dengan adanya perencanaan,  dapat  memberikan arah atau acuan dalam

21
melaksanakan kegiatan belajar mengajar belajar sehingga materi atau bahan ajar yang disampaikan tidak menyimpang dari kurikulum dan program kegiatan.  Oleh karena itu ada beberapa hal – hal yang harus dilakukan oleh penilik sebebelum memberikan  bimbingan atau pembinaan terhadap pengelola dan tenaga pendidik adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan Koordinasi Dengan Gugus PAUD
Sebelum memberikan bimbingan kepada tenaga pendidik PAUD, tentu perlu adanya koordinasi dengan pengurus gugus. Paling tidak diharapkan  dukungan dan partisifasi dari penggurus atau ketua gugus, karena pada saat  pelaksanaan kegiatan yang lebih banyak membantu penilik adalah  dari pengurus gugus,  Merekalah yang mengundang atau mengumpulkan rekan – rekan pendidik PAUD, tanpa bantuan dan keikutsertaan dari pengurus gugus, tentu kegiatan tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, suatu kegiatan  apapun jenis kegiatannya tentu  diperlukan koordinasi sebagai hal yang  utama untuk  dilakuan.
2.       Menentukan waktu Pelaksanaan
Apabila setelah melakukan koordinasi dengan pengurus gugus, sudah mendapat persetujuan dari mereka, maka langkah selanjutnya tinggal menetapkan tanggal pelaksanaan. Dalam menentukan waktu peksanaan
tentu terlebih dahulu dikompromikan dengan pengurus gugus PAUD.


                                            22
Hal ini dilakukan karena ketua gugus yang  lebih mengetahui tentang waktu yang dapat untuk menyelenggarakan kegiatan pertemuan dengan tenaga pendidik maupun pengelola PAUD.                                                                                                                                                                                      

3.      Menentukan Tempat Kegiatan     
Sesuai dengan  judul karya tulis di atas,   bahwa  mengenai tempat penyelenggaraan atau  pusat kegiatan pemberian bimbingan atau pembinaan yang dapat disampaikan pada acara pertemuan kelompok kerja guru PAUD atau  tenaga pendidik dan  pengelolan PAUD, adalah di gugus. Hal ini beralasan bahwa gugus merupakan wadah yang sangat cocok untuk tempat menerima dan menampung aspirasi dari beberapa lembaga PAUD,  berupaya dalam meningkatkan kompetensi atau kemampuan dari para anggotanya, serta  sarana untuk bertukar informasi dan saling membelajarkan antar anggota, selain itu juga  merupakan sarana pembinaan kelembagaan PAUD secara efektif dan efisien. Jadi dengan penjelasan di atas, sebagai dasar untuk menentukan gugus PAUD dipilih sebagai pusat atau tepat pemberian bimbingan atau pembinaan.

B.       Pelaksanaan
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetitif.
23
 Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini. Untuk menyelenggarakan PAUD yang bermutu tentunya harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP)  Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Namun dalam praktiknya masih terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan  yang ada. Kompetensi PTK PAUD belum memenuhi standar PAUD. Salah satu strategi peningkatan mutu PTK PAUD yang telah diberlakukan pemerintah adalah melalui pengembangan Gugus PAUD.
                        Penilik sebagai pengendali mutu dan evaluasi dampak program PAUDNI harus melakukan bimbingan dan pembinaan agar kompetensi PTK PAUD meningkat sehingga dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini secara maksimal yang  pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Gugus PAUD sebagai wadah untuk meningkatkan profesionalisme PTK PAUD harus diberdayakan. Oleh karena itulah, saya merasa terdorong untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan nonformal melalui peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan cara pemberian bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD.
            Adapun langkah – langkah kegiatan bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD adalah sebagai berikut ;
a.       Identifikasi Masalah
24
            Identifikasi masalah adalah suatu tahapan proses merumuskan masalah untuk mengenali masalah yang ingin diselesaikan. Salah salah satu cara untuk memudahkan seseorang mengungkapkan atau menyatakan identifikasi masalah dengan baik adalah dengan mengetahui secara jelas masalah yang dihadapi. Ada beberapa cara identifikasi masalah yaitu dengan mengetahui jenis masalah yang dihadapi. Jenis-jenis masalah yang biasanya kita temui tersebut bisa disebabkan oleh manusia sendiri, masalah yang disebabkan oleh cara, teknik atau struktur kerja yang kurang baik maupun masalah yang disebabkan oleh fenomena yang terjadi. Jadi jenis – jenis masalah yang di hadapi oleh penilik di lembaga PAUD yaitu ; Kompetensi guru atau pendidik, program tahunan dan semester, rencana kegiatan mingguan(RKM), rencana kegiatan harian(RKH) dan evaluasi atau penilaian terhadap kegiatan anak. Selain masalah – masalah  seperti diatas, yang tidak kalah pentingnya adalah kekurangan tenaga penilik, sehingga kegiatan bimbingan atau pembinaan terhadap pendidik PAUD mengalami hambatan.
b.      Prioritas Masalah
            Masalah merupakan suatu kendala atau persoalan yang harus diselesaikan, dengan kata lain masalah adalah suatu kesenjangan antara kenyataan (realita) dengan suatu yang

                                             25
diharapkan dengan baik (ideal), agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Berdasarkan penjelasan tersebut yang menjadi prioritas masalah atau dengan kata lain masalah yang lebih diutamakan adalah : Kompetensi guru atau pendidik yaitu terdiri dari ; kompetensi personal / kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik.
c.       Pelaksanaan Bimbingan
                        Dalam melaksanakan kegiatan ini agar lebih efektif dan tepat sasaran selalu berdasarkan  permasalahan yanga ada atau prioritas  masalah seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam melakukan bimbingan yang  terpusat dan bergulir di gugus PAUD, agar penilik tidak mengalami kendala atau kesulitan dalam melaksanakan pembimbingan atau pembinaan, hendaknya penilik memberikan bimbingan atau pembinaan yang terfokus pada masalah yang lebih penting, yaitu tentang kompetensi guru atau pendidik PAUD, karena saat sekarang ini masalah kompetensi pendidik nonformal kurang mendapatkan perhatian, di anggap hal yang biasa saja dari Dinas Pendidikankota Singkawang. Untuk itulah melalui karya tulis ini saya bermaksud membuka pintu hati rekan – rekan penilik agar dapat memperhatkan kompetensi atau kemampuan pendidik PAUD sehingga mereka  benar - benar seorang guru yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan serta
26
pengetahuan yang dapat ditransferkannya kepada anak didik, khususnya Anak usia dini(PAUD). Dalam pelaksanaan pemberian bimbingan maupun pembinaan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD,  menurut hemat saya adalah dengan cara bimbingan yang dilaksanakan secara bergulir. Adapun maksud dari bergulir disini artinya pelaksanaannya dilakukan dengan cara berpidah  pindah dari satu gugus,  kegugus yang lain. Dengan maksud untuk menghindari rasa kejenuhan dari pendidik atau guru itu sendiri, sehingga mereka tetap bersemangat menerima pemberian bimbingan atau pembinaan  dari penilik secara kolektif atau  bersama – sama. Sedangkan maksud dari istilah terpusat dalam hal ini artinya, bahwa penilik dalam memberikan bimbingan maupun pembinaan, dipusatkan pada  satu tempat yaitu digugus PAUD. Di gugus ini tergabung dari beberapa lembaga PAUD yang berkumpul secara bersama – sama untuk menerima bimbingan maupun pembinaan dari penilik. Dengan cara seperti ini, adalah lebih efektif dan tepat. Dikatakan demikian karena keterbatasan jumlah penilik yang ada sehingga tidak sesuai  dengan jumlah lembaga nonformal yang hendak dimonitoring dan diberikan bimbingan maupun pembinaan. Dengan strategi seperti ini banyak memberikan manfaat yang sangat berguna bagi  pendidik dan penilik. Dalam hal

27
ini pendidik atau guru dapat duduk secara bersama – sama berkomunikasi dan sharing dalam  memecahkan persoalan atau masalah yang berhubungan dengan kompetensi guru atau pendidik yang termasuk dalam hal ini program, rencana mengajar(RKM, RKH/RPP). Pelaksanaan bimbingan dengan cara ini,  penilik dapat beriteraksi secara langsung dengan pendidik atau guru sehingga apabila kalau guru mempunyai persoalan atau kesulitan dalam proses belajar mengajar(PBM) maka dapat dicarikan solusinya.Pengalaman – pengalaman dari pendidik atau guru – guru lain, sehingga dapat menambah wawasan baru bagi guru atau pendidik yang  merasa  kurang berpengalaman atau paham dalam sesuatu hal yang terkait dengan pendidikan anak usia dini(PAUD). Jadi dengan kegiatan yang dilaksanakan atau dipusatkan digugus PAUD ini lebih efektif dan efisien, karena penilik aktif dalam memberikan bimbingan atau pembinaan langsung secara bersama – sama. Yang sebelumnya penilik merasa kurang semangat untuk melakukan monitoring dilapangan maupun  bimbingan atau pembinaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan di gugus PAUD karena dengan jumlah lembaga yang ada sangat tidak sesuai dengan keberadaan penilik pada saat sekarang ini. Oleh sebab itu sesuai dengan jumlah tenaga penilik yang tersedia maka strategi yang dapat membantu penilik dalam memberikan bimbingan
28
kepada pendidik PAUD yang efektif adalah dengan cara yang sudah dijelaskan diatas.
d.      Monitoring
                        Monitoring sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaannya secara mantap, teratur dan terus-menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati, serta mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.Dengan kata lain dapat di artikan monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagai mana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program.
            Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan bimbingan  yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan bimbingan  yang menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin. Tujuan utama monitoring adalah untuk menyajikan informasi tentang pelaksanaan program bimbingan  sebagai umpan balik bagi para  pelaksana programyaitu penilik. Informasi ini hendaknya dapat menjadi masukan bagi pihak yang
29
berwenang untuk: a) memeriksa kembali strategi pelaksanaan program sebagaimana sudah direncanakan setelah membandingkan dengan kenyataan di lapangan, b) menemukan permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan program, c) mengetahui faktor-faktor pendungkung dan penghambat penyelenggaraan program.
                            Jadi dengan adanya pelaksanaan monitoring ini, dapat diketahui tentang hasil  pelaksanaan  kegiatan  pemberian bimbingan digugus PAUD, yang telah dilaksanakan oleh penilik. Apakah sudah diterapkan atau dilakukan guru  dengan baik atau masih belum dilakukan guru.
e.       Evaluasi Kegiatan
            Evaluasi program kegiatan  merupakan salah satu fungsi dari manajemen program, evaluasi program dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program. Evaluasi program harus dan dapat diselenggarakan secara terus menerus, berkala, dan atau sewaktu-waktu. Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat sebelum, sedang, atau setelah program dilaksanakan, evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan bimbingan  sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Evaluasi tentang kegiatan bimbingan  berguna bagi pengambil keputusan yang dalam hali ini adalah penilik untuk menetapkan apakah kegiatan bimbingan  akan dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas atau ditingkatkan. Evaluasi adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen, evaluasi dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur
30
program serta terhadap pelaksanaan program. Evaluasi dapat
dilakukan secara terus menerus,  berkala dan atau sewaktu-waktu
pada saat sebelum, sedang dan atau setelah program dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah kegiatan pemberian  bimbingan  sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah pelaksanaan pemberian bimbingan terhadap pendidik  digugus PAUD.

C.     Evaluasi
             Dalam rangkaian kegiatan kepenilikan, maka tugas yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan pengontrolan. Adapun yang dimaksud dengan pengontrolan menurut Aneka Sari Ilmu Administrasi adalah “mengusahakan agar pekerjaan - pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki”. Dari hasil pengontrolan inilah, seorang penilik dapat melakukan evaluasi terhadap bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD seperti yang sudah dijelaskan di atas. Selanjutnya tinggal melihat hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Untuk mengetahui tentang hasil bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD sebagai upaya peningkatan kompetensi PTK PAUDNI maka yang  perlu  dievaluasi disini
31
adalah guru atau pendidik yang telah di berikan bimbingan di gugus
PAUD. Dalam segala kegiatan pelaksanaan evaluasi sangatlah penting. Hal ini dikatakan Sondang P. Siagian  bahwa “penilaian adalah suatu cara untuk mengukur efisiensi dan efektifitas dari pada pendidikan atau latihan yang baru selesai diselenggarakan”.
                Dari penjelasan di atas, maka yang menjadi titik perhatian dalam penilaian disini adalah tindaklanjut dari pelaksanaan bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD. Jadi setelah penilik melaksanakan bimbingan di gugus, tentu yang sangat diharapkan adanya perubahan dan memiliki pemahaman terhadap  kompetensi pendidik PAUDNI,  kemudian materi bimbingan yang sudah diterima oleh sebagian besar pendidik PAUD pada saat pertemuan KKG di gugus PAUD,  dapat   disampaikan lagi dengan rekan – rekan di lembaganya masing – masing.








32
BAB  IV
P E N U T U P

A.      Kesimpulan
              Bertitik tolak dari pembahasan materi dari bab – bab terdahulu maka pada Bab IV ini dikemukakan kesimpulannya seperti dibawah ini:
1.      Penilik sebagai pengendali mutu dan evaluasi dampak program PAUDNI selalu melakukan bimbingan  agar kompetensi PTK PAUDNI meningkat, namun menjadi kendala sampai sekarang karena jumlah penilik yang tidak sesuai dengan perkembngan jumlah lembga yang semakin meningkat.
2.      Strategi dalam peningkatan kompetensi PTK PAUDNI adalah melalui pemberian bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD.
3.      Langkah – langkah kegiatan dalam pemberian bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD dilakukan cara ; identifikasi masalah, prioritas masalah, pelaksanaan bimbingan , monitoring dan evaluasi kegiatan.
4.      Sebagai tindaklanjut dari bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD  dapat dilanjutkan oleh guru atau pendidik PAUD dilembaganya masing – masing dengan sasaran adalah guru atau pendidik yang belum mendapatkan bimbingan di gugus PAUD.

B.   Saran – Saran

                                          33
1.      Untuk memperlancar dalam pelaksanaan bimbingan pada lembaga dan pendidik PAUD, perlu penambahan  jumlah Penilik minimal 3 orang  untuk satu kecamatan.
2.      Agar peningkatan kompetensi PTK  PAUDNI dapat terwujud sebagaimana yang kita harapkan, maka pelaksanaan bimbingan yang terpusat dan bergulir dapat dilakukan secara berkelanjutan.
3.      Sebelum melakukan bimbingan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan PAUD,  hendaknya penilik perlu koordinasi dengan ketua gugus PAUD maupun ketua HIMPAUDI.
4.      Bahwa pelaksanaan program bimbingan yang terpusat dan bergulir di gugus PAUD, tidak terlepas dari dana untuk biaya penyelenggaraannya, oleh karena itu kiranya pemerintah pusat maupun daerah dapat memberikan bantuan dan  menganggarkan dananya pada program tersebut setiap tahun demi peningkatan kompetensi PTK PAUDNI.








34

DAFTAR  PUSTAKA



Kemendiknas Dirjend PAUDNI Direktorat Pembinaan PAUDNI,(2011)  Pedoman Pembinaan gugus.

M.Ngaliman Purwanto, Drs. MP(1987), Administrasi dan Supervisi Pendidikan , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Prayitno(2004), Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta. Jakartan

Prayitno, dkk(2004) Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, depdiknas : Jakarta

Stap Dosen BPA UGM(1087), Aneka Sari Ilmu Administrasi, Universitas Gajah Mada : Pembinaan Administrasi

Sudirman, N.et, al,(1987),Ilmu Pendidikan, Penerbit Remaja Karya, Bandung

Tahirin(2007), Bimbingan dan Konseling disekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi : Raja Grafindo Persada, Jakarta

Yusuf. S((2005), Landasan Bimbingan dan Konseling, PT. Remaja Rosida Karya Pandung

http//akhmadsudrajat. Wordpress.com/category/bimbigan – dan-konseling

http//www.a741 k.web 44 ,net/Bimbingan Dan Konseling